Jumat sore dibawah langit Batui yang sedikit mendung, dipenghujung 2022, tepatnya 2 Desember. Doa yang sama dari tahun-tahun sebelumnya kembali dipanjatkan. Baru dua bait doa yang diucap dengan pengeras suara membuat bulu kuduk berdiri. Emosi dari dalam seolah keluar dengan rasa sedih yang mencekat leher. Sebagian warga adat yang hadir dalam ritual pengantaran Tumpe menitikkan air mata, sebahagian lagi bergerak berdiri seperti hendak menari. Dipercaya ada roh leluhur yang masuk menyatu.
“Kami masyarakat adat batui mihampi doa bele Tumpu Allah Subhanahu wa Ta’ala anu kuasa. Anu montongi kunsing alat dunia anya. Dan sina uka aku momposumbu tano sinina pontumbak-pontumbak kusali kuop,loa,bola totonga,motindok . Lengkat anu matangkas sabe to anak-anak, anu tompia ataupun mbaha tompia, anu montongi kabisa’an pontumbak kabarakatan adat batui,” begitu doa pembuka itu mengalir dari bibir Haji Marmeng dengan suara sedikit serak.
Doa ini diurai dari lantai panggung rumah adat yang didominasi warna merah.
Disaat itu para tetuah dan perwakilan pemerintah bersila khusuk dan khidmat, mereka mendengar lebih dekat permintaan terhadap maha kuasa untuk melindungi situs – situs adat termasuk bagi mereka pemeliharanya. Baik yang kasat maupun gaib tak terlihat.
Selengkapnya di edisi Cetak Banggainesia


Berita Terkait
Pemda Banggai Apresiasi EXPO HIPMI Bersinergi Tahun 2022
Berkas Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Banggai Dilimpahkan Ke Kejaksaan
Jumat Curhat, Wakapolres Banggai Dengarkan Keluhan Masyarakat
Napak Tilas, Awali Peringatan Hari Patriotik 12 Februari
Bupati Banggai Kunker Ke Kantor Kementerian Dalam Negeri
Soal Bola, Argentina Seolah Cinta Pertama bagi Orang Luwuk
Pencarian Dua Bocah Yang Hanyut Di Sungai Masih Pencarian
Forum Kades Kecamatan Nuhon Study Banding Ke Kabupaten Buleleng
Harapan Kepada Kapolres Baru Ditengah Aksi 1000 Koin
Warga Nambo Meminta Bus Sekolah Dioperasikan Kembali