Lewoleba, KilatNews Com- Dalam rapat gabungan komisi DPRD Lembata bersama dengan eksekutif yang membahas rancangan peraturan daerah (Ranperda) tentang Pajak dan Retribusi Daerah. anggota Golkar baku gigit. Sementara itu wakil ketua DPRD Lembata Gewura Fransiskus minta agar dalam pembahasan ranperda ini mesti bijak dan mempertimbangkan dengan baik. Ia mengingatkan dikemudian hari ada persolan, jangan ada Pilatus, yang mencuci tangan dan saat itu menjadi pahlawan.
Rapat gabungan komisi, yang dimpinan wakil ketua
DPRD Lembata Fransiskus Xaverius Namang Selasa
(28/10/2025) terjadi perbedaan pendapatan di kalangan DPRD
khususnya terkait dengan pemanfaatan asset
daerah berupa alat berat dan Alsintan khususnya sewa
traktor untuk bajak lahan pertanian, pemanfaat alat prasarana pertanian/
peternakan yakni sewa penggunaan unit
pengelolahan ayam beku dan pemanfaatan asset
pada TPI khususnya sewa belanja modal freezer box kapasitas 1000-1300 liter.
Dalam rapat tersebut terjadi perbedaan pendapat, ada anggota
dewan yang melihat bahwa sewa traktor Rp 15.00 per are atau Rp. 1,5 juta per hektar terlalu besar
sehingga mereka menawarkan turun menjad Rp. 10.000 per are, namun ada anggota dewan yang sepakat dengan usulan dari
pemerintah Rp. 15.000 per are. Ada juga anggota dewan yang menawarkan usulan
tambahan dari dinas perikanan dan pertanian ini tidak usah dibahas atau didrop.
Eman Ubuq dari fraksi Golkar, dan beberapa anggota dewan lain minta
penjelasan dari pemerintah soal angka
pembentuk Rp. 15.000. Asisten I Setda
Lembata Iren Suciadi mengatakan
angka Rp. 15.000 per are untuk pembeliaan bahan bakar,
operator (10 persen dari Rp. 15.000) dan
biaya pemeliharaan. Pada kesempatan itu juga, Iren Suciadi
mengatakan ada juga lahan pertanian yang dibajak secara gratis (100
hektar) oleh pemerintah.
Eman Ubuq dan Ramdan
Kalang melihat bahwa yang dibahas ini
lebih banyak unsur bisnisnya, karena itu dua anggota dewan ini mengusukan agar
pemerintah daerah mendidrikan BUMD
sehingga bisa ditangani oleh BUMD.
Ramdan Kalang dari Partai Perindo, mempertanyakan bajak
gratis 100 hektar, sementara disatu sisi pemerintah menyewa traktor kepada masyarakat. Ramdan
Kalang mempertanyakan kriteria petani
model yang bagaimana yang mendapat bajak
gratis dari pemerintah.
Wakil ketua DPRD Lembata, Fransiskus Xaverius Namang dari partai Golkar ini menawarkan untuk voting menggunakan fraksi. Namun dari ketua fraksi PDIP Sebastianus Muri menolak
dengan alasan ini rapat gabungan komisi, voting itu hak pribadi anggota. Fransiskus Namang yang akrab dipanggil Ciku
Namang, mengatakan bahwa, Fraksi Nasdem yang merupakan fraksi atau partai pengusung
bupati dan wakil bupati. Bagi Ciku
Namang ketika ketua fraksi Nasdem mengusulkan Rp. 10.000 per are, itu artinya
mereka sudah komunikasi dengan bupati. Karena itu Ciku Namang menawarkan kepada anggota untuk menyepakati sewa traktor Rp. 10.000 per are.
Sebelum Ciku Namang
ketuk palu, eman ubuq melakukan interupsi untuk minta bicara, namun
tidak diindahkan oleh Ciku Namang. Eman ubuq marah dan minta pimpinan rapat
jangan memaksakan kehendak. “Sebelum pimpinan ketuk palu saya sudah interupsi”
tegas aktivis tolak tambang ini sembari mengatakan pimpinan alergi dengan
usulan pembentukan BUMD.
Ciku Namang minta ketua fraksi Partai Golkar Petrus Gero
untuk meminta Eman Ubuq keluar dari ruangan sidang. Petrus Gero hanya senyum sambal menolah ke
belakang Eman Ubuq. Petrus Gero
mengatakan untuk kepentingan rakyat, fraksi Golkar mengusulkan agar sewa traktor Rp. 1000 per are.
Wakil ketua DPRD Lembata, Gewura Fransiskus , kita sudah
putuskan bersama Rp. 10.00 per are, Namun dengan tegas ia mengingatkan bahwa kalua terjadi sesuatu nanti ini pelayanan
tidak bisa dilakukan karena pemerintah
tidak punya uang, maka jangan ada Pilatus saat itu, sok jadi
pahlawan. “Jangan Jadi Pilatus saat itu,
cuci tangan dan menjadi pahlawan saat itu” tegas Gewura sembari menegaskan agar semua harus
bertanggungjawab.
Gewura Fransiskus
mengajakn untuk membahasnya dengan baik dan bijak, jangan mengambil keputusan
dengan emosi. Hilarius Lukas Kirun,
ketua fraksi Partai Demokrat, meminta untuk mempetimbangkan kembali soal angka Rp. 10.000 . Menurutnya dengan
biaya Rp. 10.000 per are, bisa saja operator nanto mogok, tidak mau kerja.
Walupun palu sudah diketok, sejumlah anggota tetap mempersoalkan, maka
pimpinan sidang meminta rapat diskor selama 1 jam. Setelah skor dicabut, rapat dilanjutkan. Wakil ketua DPRD Lembata, Ciku Namang langsung minta voting menggunkan
fraksi untuk memutuskan apakah Rp. 10.000
atau Rp. 15.000. Fraksi Demokrat,Fraksi Golkar, Fraksi PDI Perjuangan,
Fraksi Gabungan, Fraksi PAN sepakat sewa traktor untuk bajak, Rp. 15.000 per are, Sementra
fraksi PKB dalam rapat gabungan komisi tidak hadir. Fraksi Nasdem memilih untuk
walk out. (*)


Berita Terkait
Wakil Bupati Muhamad Nasir : Kualitas keluarga sangat menentukan kualitas masyarakat dan bangsa.
Demam Berdarah Terus Bertambah, Pemerintah Bagi Kelambu dan Abate
Ketegasan, Disiplin dan Prestasi Musibah Bagi Kapus Ati Toja
Meriah Perayaan Pesta Emas SDI I Waikomo
Bapa Senang , Mama Senang, NTT Lembata Sejahtera
Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata Adakan Diklat Konten Matematika Berbasis Pembelajaran Mendalam
Golkar Siap Merebut Kembali Kekuasaan, Jimy Sunur : Jangan Menyerah
Kon Ruing : Jangan Lupa Kampung Halaman
Veronika Ose : Tantangan Terberat Saat Ini Krisis Panutan dan Lemahnya Etika Kaum Muda
Golkar Lembata Merayakan Ulang Tahunnya DI Panti Asuhan Eugene Schmitz