Lewoleba, KilatNews. Com – Fraksi Nasdem dalam rapat gabungan komisi yang membahas finalisasi Ranperda tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Selasa (28/10/2025) memilih untuk walk out pada saat pengambilan keputusan melalui voting. PAN mengambil posisi bertahan dalam ruang sidang untuk tetap melanjutkan rapat.
Untuk diketahui, pada pemilu 2024, Partai Nasdem mengusung
Muhamad Nasir sebagai calon wakil bupati dan PAN mengusung Petrus Kanisius Tuaq sebagai calon bupati Lembata.
Paket yang diusung oleh PAN dan Nasdem ini menang.
Dalam pembahasan Ranperda tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, pemerintah Kabupaten Lembata mengusulkan sewa traktor untuk bajak lahan
pertanian Rp. 15.000 per are. Dalam rapat tersebut terjadi perbedaan pendapat,
kemudian wakil ketua DPRD Lembata Fransiskus Xaverius Namang atau sering disapa Ciku Namang ini menanyakan kepada para anggota dewan yang
hadir apakah kita sepakat dengan 10.000
per are atau Rp. 15.000 per are. Wakil
ketua mengatakan fraksi Nasdem sebagai
pengusung bupati dan wakil bupati, pasti sudah berkomunikasi dengan
bupati sehinggga mengusulkan Rp. 10.000.
Wakil ketua DPRD Lembata Ciku Namang setelah mendapat persetujuan dari sebagi
besar anggota dewan mengetuk palu. Dengan ketuk palu tersebut maka harga sewa
traktor Rp. 10.000 per are.
Walau palu sudah diketuk, masih ada anggota dewan yang
persoalkan, sehingga rapat skor selama 1 jam. Setelah skor dicabut, Wakil ketua
DPRD Lembata, Ciku Namang mengatakan setelah lobi politik tingkat pimpinan DPRD Lembata yang diperluas
maka dirnya minta masing masing fraksi untuk
berpendapat apakah biaya sewa
traktor itu Rp.10.000 atau Rp. 15.000.
Wakil ketua DPRD
Lembata, Ciku Namang, meminta fraksi Nasdem untuk berpendapat terkait sewa traktor , apakah 15.000 atau
10.000. Ketua Fraksi Nasdem, Stef Tapobali mengatakan fraksi Nasdem memilih untuk walk out. Karena bagi Nasdem
rapat ini sudah tidak berwibawa lagi. Stef Tapobali tinggalkan ruangan disusul dua anggota
fraksi, Jhon Batafor dan Abdullrahman.
Berbeda dengan PAN, yang memilih untuk bertahan dan setuju
dengan angka Rp. 15.000 . Walaupun dikalangan anggota fraksi terjadi perbedaan
pendapat, namun pada akhirnya, PAN setuju dengan angka Rp. 15.000. DPRD Lembata
akhir sepakat sewa traktor Rp. 15.000 per are atau Rp. 1.500.000 per hektar.
(*)


Berita Terkait
Demam Berdarah Terus Bertambah, Pemerintah Bagi Kelambu dan Abate
Lembata Hampir Tak Bernyawa, PAD Semakin Mundur, Ketergantungan Kepada Pempus 91 Persen .
Bupati Kanis Tuaq dan Tim Asistensi Kemensos RI Jalan Kaki Sepanjang 3 KM
Tongkat Gembala Berganti, Pemkab Lembata Apresiasi Mgr. Kopong Kung dan Sambut Harapan Baru Uskup Monteiro
Bapa Senang , Mama Senang, NTT Lembata Sejahtera
Bupati Lembata Ziarah Ke Makam Mantan Wakil Bupati Felix Kobun
Para Peternak Di Kecamatan Nubatukan Mengikuti Pelatihan Budidaya Ternak Ayam Broiler
Pemerintah Kabupaten Lembata Mantapkan Arah Pembangunan: Prioritaskan Ekonomi Rakyat dalam Lima Tahun ke Depan
Tiga Hari Setelah Dipukul, Korban Menghembuskan Napas Terakhirnya di RSUD Lewoleba
Ketegasan, Disiplin dan Prestasi Musibah Bagi Kapus Ati Toja