Malapari : Pohon Uang Dari Lembata Yang Terlupakan

photo author
- Jumat, 14 November 2025
Malapari : Pohon Uang Dari Lembata Yang Terlupakan
Pohon Malapari

Lewoleba, KilatNews.Com- Malapari adalah sejenis pohon penghuni pantai, anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Di Lembata selama ini, pohon ini dipadang sebelah mata. Padahal pohon ini diibaratkan pohon uang,karena  pohon ini serbaguna  dan menghasilkan uang.

Pohon Malapari di Indoensia, memiliki nama local, misalnya di   Kabupaten Lembata NTT disebut dengan

ppohon braa (Ile Ape), wraat (Nagawutung) dan Lamalera disebut dengan wrate, kacang kayu laut (Melayu), mabai (Bangka), ki pahang dan ki pahang laut (Sunda), bangkong dan kepik (Jawa), kranji (Madura), serta marauwen (Minahasa). Nama-nama lokal ini bervariasi tergantung daerah geografisnya.

Malapari  merupakan pohon tropis yang berpotensi menghasilkan biodiesel dan memiliki banyak kegunaan, dimana setiap bagian pohonnya memiliki fungsi khusus.

Tidak hanya untuk biodiesel tapi juga untuk kecantikan, kesehatan dan lain sebagainya.

Karena itu, tidaklah heran jika pemerintah Kabupaten Lembata, Badan  Riset Inovasi Nasional dan PT Lembata Hira Sejahtera (Batara) melakukan pengembangan pohon Malapari ini.

Kepala Kantor Resosrt Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH)  Kabupaten Lembata, Linus Lawe di ruang kerjanya, Selasa (11/11/2025) mengatakan Kabupaten Lembata saat ini sedang melakukan pengembangan dan riset benih Malapari . Linus Lawe mengatakan saat ini  pohon malapari  yang tumbuh secara alamiah  menyebar di berbagai wilayah di Kabupaten Lembata dan paling banyak ada di Kecamatan Nagawutung.

Untuk tahun 2025 ini  Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Kabupaten Lembata telah membentuk  8 kelompok KBR (Kebun Bibit Rakyat).

Delapan KBR tersebut tersebar di beberapa kecamatan yakni KBR Desa Wailolong Kecamatan Omesuri, KBR Tapobaran Kecamatan Lebatukan, KBR Todanara Kecamatan Ile Ape Timur. KBR Watodiri Kecamatan Ile Ape, KBR Lewoleba Timur,Lewoleba Barat dan KBR Bour Kecamatan Nubatukan dan KBR Watotena Desa Lewogroma Kecamatan Atadei.

Ia mengatakan setiap kelompok KBR ada 30 ribu  benih atau anakan  Kopi,Mahoni, Kakao, beringin, jambu mete dan Malapari.

Benih atau anakan  berbagai jenis pohon atau komoditi ini dalam waktu dekat ini akan didistribusikan kepada masyarakat sehingga memasuki musin hujan ini masyarakat bisa tanam. “Masyarakat dapat secara gratis,” Tegas Lawe.

Manfaat malapari sangat beragam, bijinya  menghasilkan biodiesel  hingga kegunaan pengobatan tradisional seperti mengobati diare, kusta, dan luka. Selain itu, malapari juga bermanfaat untuk lingkungan karena kemampuannya menyerap racun di tanah (bioremediasi), menahan erosi, dan menyuburkan tanah, serta sebagai bahan baku industri lainnya seperti sabun dan pakan ternak.

 

Manfaat ekonomi dan energy dan kesehatan

Dari berbagai sumber yang dirangkum oleh media ini, pohon Malapari memiliki maanfat ekonomi dan energy.

Biodiesel: Biji malapari menghasilkan minyak yang dapat diolah menjadi biodiesel, sumber energi terbarukan.

Bahan bakar: Ranting dan kayu malapari dapat digunakan sebagai kayu bakar yang baik.

Industri:

Minyaknya bisa digunakan untuk bahan pembuatan sabun, pelumas, dan pengikat cat air dan kecantikan.

Pakan ternak: Sisa pengepresan biji dapat diolah menjadi pakan ternak setelah proses detoksifikasi.

Manfaat kesehatan (pengobatan tradisional)

Daun: Mengatasi batuk, diare, perut kembung, dan mengusir dingin.

Bunga: Mengobati diabetes.

Akar: Membersihkan gusi, gigi, dan mengobati bisul.

Kulit kayu: Mengatasi pendarahan dan kudis.

Minyak biji: Mengobati penyakit kulit dan dapat digunakan sebagai obat antiseptik.

Manfaat lingkungan dan pertanian

Bioremediasi: Mampu menyerap logam berat dan racun dari tanah, sehingga cocok ditanam di lahan bekas tambang.

Penghalang angin dan peneduh: Ditaman di tepi jalan atau kanal untuk meneduh dan mengurangi angin.

Penyubur tanah: Daunnya dapat digunakan sebagai pupuk hijau.

Pestosida alami: Kandungan senyawa aktif dalam biji dan daunnya efektif untuk mengendalikan hama tanaman. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

X
SIAD DataGoe